Rabu, 04 Februari 2009

POROS BENANG MERAH BUKTI INTEGRALITAS GERAKAN NII POROS ANTARA MA’HAD AL ZAYTUN DENGAN TOKOH-TOKOH STRUKTUR NII KOMANDO ADAH DJAELANI TH 1978-1996

Bila masyarakat menginginkan dan meminta bukti ada tidaknya hubungan keterkaitan yang bersifat integral antara Ma’had al Zaytun dengan NII KW IX maupun dengan NII ADAH DJAELANI TIRTAPRAJA bentukan BAKIN - ALI MURTOPO & SOEHARTO maka selayaknya kita mampu merunut secara pasti perjalanan gerakan maupun proses yang dilalui oleh para tokoh person atau para oknum yang kini secara inclusif maupun eksclusif berperan secara aktif di Ma’had Al Zaytun sekarang ini beserta data-data kesejarahan mereka. Tokoh Al Zaytun sejak dari urutan yang terdepan hingga yang paling buncit selayaknya kita kenali secara cermat dan obyektif, dan selanjutnya kita renda data maupun informasi yang valid tersebut dalam bentuk sketsa hingga sampai kepada kesimpulan yang pasti. Untuk itu kita perlu mengenali tokoh terkemuka Ma’had Al Zaytun, yang memiliki “Dasa Nama dan Dasa Muka” sebagaimana yang juga telah diketengahkan di buku Abduh yang pertama tentang Al Zaytun.

- Syaykh AS Panji Gumilang sebagai pria berperawakan tinggi besar (tinggi badan 190 cm dengan berat badan 105 kg) dan berkulit agak gelap, adalah asli putra daerah kelahiran desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur : 27 Juli 1946. Tamat Sekolah Rakyat di Gresik tahun 1959, masuk Pondok Modern Gontor tahun 1961 dan memperoleh gelar kesarjanaan fakultas Adab IAIN Ciputat, Jakarta tahun 1969. Lantas sempat menjadi guru Aliyah di Perguruan Mathla’ul Anwar, Menes, Pandeglang - Banten selama 8 tahun dan berhenti di tahun 1978.
- AS Panji Gumilang terlahir bernama Abdus Salam bin Rasyidi, berganti dengan nama Prawoto ketika menyatakan bai’at dan bergabung dengan gerakan NII Wilayah IX pimpinan Seno alias Basyar (alm) tahun 1978 dan diangkat sebagai pejabat mas’ul jajaran Imarah untuk daerah Banten. Pernah di tahan di POMDAM Bandung selama 8 bulan dalam kasus GPI (Gerakan Pemuda Islam dalam peristiwa SU-MPR th 1978). Dalam tahanan Abdus Salam berempat dengan Shaleh As’ad, Ating dan Mursalin Dahlan maka sejak itulah si Orok panggilan akrab Prawoto di tahanan Pomdam Bandung ketika masih bertubuh kurus yang aslinya Abdus Salam berubah menjadi fundamentalis NII dan tahun-tahun berikutnya malah semakin radikal setelah dekat dengan para elite NII seperti Adah Djaelani, Aceng Kurnia, Tachmid Rahmat Basuki Kartosuwiryo, Toha Machfudz dan lain-lain yang sedang buron dalam kasus tertangkapnya HISPRAN (H. Ismail Pranoto dan 23 tokoh komandemen gerakan NII di Jawa Timur awal Januari tahun 1977 yang kemudian terkenal dengan nama Komando-Jihad.
- Saat giliran tertangkapnya para tokoh elite NII Adah Djaelani cs maupun elite NII Wilayah IX, Seno dan H. Abdul Karim Hasan cs yang berlangsung secara bersamaan pada Agustus tahun 1981 di Jakarta, Prawoto Abdus Salam berhasil kabur dan buron ke negeri Sabah Malaysia dengan membawa dana jama’ah, yang menurut sahabatnya berjumlah 2 milliar rupiah. Namun ketika berada di Sabah tersebut Prawoto mengaku sebagai pengusaha kayu dan besi tua yang bangkrut. Prawoto alias Abdus Salam Rasyidi dalam menjalani masa buron tersebut seringkali mondar mandir Banten-Jakarta-Sabah. Adapun tempat singgah Prowoto Abdus Salam Rasyidi di Jakarta adalah di rumah kediaman Ustadz Rani Yunsih, Bidara Cina, Cawang. Sedangkan untuk ongkos tiket kembali ke Sabah seringkali dicukupi oleh HM Sanusi (alm) jalan Bangka Mampang. Dukungan itu baru dihentikan ketika HM Sanusi terkena mushibah ketika dijebloskan ke penjara rezim ORBA melalui kasus Bom BCA.
- Prawoto Abdus Salam resmi kembali kerumahnya di Menes, Pandeglang - Banten tahun 1987 dan bergabung kembali bersama H. Abd Karim Hasan, M.Ra’is Ahmad dan Nurdin Yahya dalam kelompok gerakan NII LK (Lembaga Kerasulan). Tahun 1990 Toto Salam nama panggilan barunya dipercaya oleh H Karim, Komandan I Wilayah IX untuk menjadi Ka Staf I Wil IX, dan tahun 1992 melakukan kudeta internal di Wil IX saat dibawah Komando H. Mohammad Ra’is Ahmad lantas Toto Salam menobatkan diri menjadi Komandan Tertinggi NII (Dengan status atau catatan bersifat Mudabir bin yabah) dan menetapkan wilayah IX sebagai Ummul Qura (Ibu Kota) NII. Nama baru pun dibuat, diantaranya adalah Syamsul Alam, Nur Alamsyah, Syamsul Ma’arif, Abu Toto, Toto Salam dan Abu Ma’ariq (nama yang terakhir ini digunakan untuk membuka Bank Account - nomor rekening - pada Bank CIC, tempat kelompok ini menyimpan dana jama’ah). Namun menurut berbagai sumber dikalangan LSM keberadaan Abu Toto As Panji Gumilang di Bank CIC justru menempati deretan elite sebagai pejabat pada Bank tersebut dalam rangka mengelola dana keluarga Soeharto, data lain menunjukkan bahwa Abu Ma’ariq memiliki saham di CIC sebanyak 115 Milliar rupiah. Termasuk diantaranya dari pengakuan para aparat teritorial NII di Jakarta Selatan yang tertangkap tangan pun menyatakan 60 % dari hasil pendapatan jalan toll Cawang-Pondok Pinang adalah masuk ke rekening Abu Toto AS Panji Gumilang.
- Tahun 1993 Abu Toto Ma’ariq diadili melalui Musyawarah pimpinan KW IX lantaran perilakunya yang buruk dan berkhianat terhadap kawan membuat H Muhammad Ra’is Ahmad ditangkap dan ditahan dalam waktu yang cukup lama, disamping itu Abu Toto Ma’ariq dinilai tidak pantas memimpin KW IX. Musyawarah pimpinan KW IX akhirnya memutuskan Abu Toto dipecat dari jabatan Mudabir bin yabah (komandan sementara) hasil kudeta tahun 1992 tersebut. Tetapi Abu Ma’ariq membandel, ia tetap berjalan dengan orang-orangnya dan justru akhirnya mampu membangun KW IX yang kemudian secara cepat membesar. Selama kurun waktu sejak menjadi Mudabir bin yabah antara tahun 1992-1994 Abu Ma’ariq berhasil menghimpun dana jama’ah yang jumlahnya fantastis diperoleh melalui qoror-qorornya yang terkenal dan akhirnya berlaku hingga sekarang.
- Tahun 1994, hampir 1000 orang anggota NII wilayah Pandeglang - Banten yang menyatakan keluar dari struktur kepemimpinan Abu Toto dan berhasil memecatnya tahun 1993 ditangkap aparat keamanan, para mantan NII KW IX tersebut mengaku dan memberikan keterangan diarahkan kepada Abu Toto. Aparat tidak cepat bertindak, tetapi menunggu Abu Toto sekeluarga kabur dan meninggalkan rumah kediamannya di Menes Pandeglang - Banten hingga saat ini. Dari starting kejadian ini sinyalemen bahwa Abu Toto adalah pemain tingkat tinggi yang bermain dengan pihak aparat keamanan yang diketahui dan disadari banyak pihak, namun hal itu berjalan terus hingga sekarang. Pada tahun 1994-1995 program dan mobilisasi pembebasan tanah di Indramayu berlangsung semena-mena terhadap tanah masyarakat untuk rencana pembangunan ma’had Al Zaytun mulai berlangsung dan selanjutnya langsung berjalan cepat.
- Tahun 1996, Abu Toto dilantik Adah Djaelani untuk secara resmi menjadi pengganti Adah Djaelani selaku Presiden, Imam dan Komandemen Tertinggi NII. Tahun 1997 meletakkan batu pertama pembangunan Ma’had Al-Zaytun dan sejak saat itu seluruh nama alias yang macam-macam dan berendeng itu ditanggalkan, kemudian ditetapkan yang ada hanya satu nama baru yaitu AS (Abdus Salam) Panji Gumilang (yang bermakna filosofi simbolik - Abdus Salam Pembawa Bendera Kejayaan NII), sejak itu komunitas Ma’had Al Zaytun diharamkan menyatakan ada dan kenal dengan nama-nama samaran atau nama alias AS Panji Gumilang sebelumnya. Hanya ada satu sebutan panggilan untuk AS Panji Gumilang yang diperbolehkan yaitu panggilan sebagai Syaykhul Ma’had. Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan wartawan The Asian Wall Street Journal, si OROK Abdus Salam, membeberkan asal muasal nama Panji Gumilang yang disandangnya kini. Dengan menyatakan bahwa nama Panji Gumilang itu adalah nama besar bapaknya yang asli bernama Rosyidi. Padahal menurut penuturan masyarakat desa Sembung Anyar, Gresik ketika H. Rosyidi sebelum meninggal dahulu sama sekali tidak mendengar memiliki gelar Panji Gumilang. Selain itu gelar Panji Gumilang tidak cocok dengan telinga masyarakat Gresik, nama Panji Gumilang adalah hanya cocok di telinga masyarakat Jawa Barat yang Sunda.
- Lantas bagaimana halnya dengan pengakuan pengakuan Abu Toto Abdus Salam AS Panji Gumilang, yang kalau di sana mengaku sebagai putra daerah kelahiran Indramayu, di sini mengaku sebagai putra daerah kelahiran Kulon (Banten) dan di situ mengaku sebagai putra daerah kelahiran Bogor ?!। Itulah hebat, unik dan kontroversialnya pola tingkah-laku Abdus Salam yang asli kelahiran Sembung Anyar, Gresik- Jawa Timur. Demikian pula pernyataannya tentang dirinya sendiri: Masa lalu silahkan berlalu Masa pula pernyataannya tentang dirinya sendiri: Masa lalu silahkan berlalu Masa depan sajalah yang perlu dilihat dan diperhatikan. Padahal baik dalam kelakuan maupun dalam ajaran doktrin sesat NII Kartosuwiryo dan doktrin sesat NII Adah Djaelani serta doktrin sesat NII H Karim Hasan yang dikembangkan terus bersama kawan-kawan seiringnya itulah yang masih dijalankan hingga detik ini, bahkan kualitas kesesatannya pun kini semakin menjadi-jadi. Berkat bantuan fisik material dan finansial dari penguasa orde baru Suharto beserta kroninya di Golkar, militer serta para konglomerat Taipan dalam membangun mercu suar monumen pendidikan dalam wujud Ma’had Al Zaytun. Semua itu telah membuat dada, kepala dan nama Abu Toto menjadi membesar, demikian halnya kecanggihan dalam memanage kejahatan dan kedzhaliman, sama persis dengan manhaj sesat orde baru di masa lalu maupun sekarang


















1 komentar:

Anonim mengatakan...

дешшевые электронные сигареты - сигары галерея актер метро тверская